KOLABORASI ORANGTUA SISWA SUPER DAN GURU MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN MENYENANGKAN BERBASIS TEKNOLOGI
Gesit meloncat si anak tupai
Meloncat dari ranting dan dahan
Jika ingin anaknya pandai
Guru dan orangtua jadilah kawan
Tak ada salahnya barangkali jika di awal tulisan ini, saya menampilkan foto saya (wali kelas) bersama beberapa orangtua siswa super (saya menyebutnya demikian) saat kegiatan Festival Ragam Khas Makanan Daerah yang dilaksanakan di kelas 3B di SD Negeri Unggulan Mongisidi 1 tahun 2019. Karena pada kesempatan ini, saya ingin berbagi cerita tentang kolaborasi yang baik antara guru dan orangtua siswa dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan berbasis teknologi di kelas saya, saat masih dibolehkannya pembelajaran tatap muka di sekolah.
Juli 2019, awal masuk sekolah semester ganjil, merupakan awal saya kembali mengajar dan menjadi wali kelas di SDN Unggulan Mongisidi 1, sekembalinya saya ke tanah air, setelah bertugas selama dua tahun di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) di negara Malaysia.
Mencari informasi tentang karakterisitk dan potensi siswa dan orangtua siswa
Sebagai langkah awal, saya banyak bertanya kepada wali kelas 2, Ibu guru Rosmiati, guru yang mengajar siswa saya sebelumnya. Ini saya lakukan sebagai salah satu bentuk asesmen diagnosis non-kognitif awal untuk mengetahui karakteristik, potensi dan minat siswa yang akan saya dampingi selama satu tahun ke depannya.
Dari ibu guru Rosmiati, saya banyak memperoleh informasi yang saya butuhkan. Salah satunya, yaitu mengenai potensi orangtua siswa yang sangat mendukung segala bentuk pembelajaran anak-anaknya. Saya begitu senang mendengarnya, seketika itu pula, berbagai ide muncul di benak saya.
Pertemuan awal dengan siswa dan orangtua siswa super
Di hari pertama masuk sekolah, saya mengundang mereka, orangtua siswa super, untuk mengantar putra/putrinya ke sekolah dan berkenalan dengan saya wali kelasnya yang baru. Pada kesempatan ini, saya menyampaikan visi dan misi kelas saya, dan beberapa aturan kelas, serta apa-apa saja dukungan yang saya butuhkan dari orangtua siswa untuk pembelajaran anak-anaknya di kelas. Gayung pun bersambut, mereka dengan antusias merespon positif segala apa yang saya sampaikan. Rupanya, mereka pun telah banyak mencari tahu informasi tentang saya dari ibu guru Rosmiati.
Akhirnya mulailah saya menyampaikan beberapa kebutuhan kelas yang tentunya akan sangat mendukung proses pembelajaran di kelas saya nantinya yang tidak dimungkinkan akan disediakan oleh pihak sekolah dalam waktu dekat.
Pengadaan printer di kelas
Salah satu kebutuhan kelas saya, yaitu pengadaan printer di kelas. Menurut saya, dengan adanya printer yang tersedia di kelas, saya akan lebih mudah menyiapkan bahan ajar, misalnya menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD) setiap hari, menyiapkan naskah soal evaluasi subtema setiap minggu, dan bahan ajar cetak lainnya.
Media pembelajaran LKPD, smiley face, reward bintang, dan lain-lain
LKPD ini saya siapkan setiap hari untuk digunakan saat siswa belajar secara berkelompok, lalu mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Dengan belajar kelompok dan presentasi, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan lebih menyenangkan.
LKPD yang telah dikerjakan, lalu saya pajang di dinding kelas sesuai kelompok. Hal ini memungkinkan siswa saya untuk melihat dan mereview kembali materi pembelajaran sebelumnya. Selain itu, LKPD yang terpajang di dinding kelas dapat menjadi laporan kepada orangtua siswa yang ingin mengetahui perkembangan pembelajaran putra/putrinya.
LKPD yang terpajang di bagian bawah papan tulis di kelas
Pengadaan speaker dan mikrofon di kelas
Selanjutnya, orangtua siswa super saya berinisiatif untuk menyediakan speaker dan mikrofon di kelas. Kata mereka, speaker dan mikrofon akan sangat membantu memperjelas suara ibu guru dan siswa saat kegiatan presentasi di kelas. Rupanya mereka memperoleh informasi mengenai aktivitas presentasi hasil kerja dari cerita putra-putri mereka sepulang sekolah. Tentunya saya dengan senang hati menerimanya.
Pengadaan in focus permanen di kelas.
Tidak cukup sampai disitu, rupanya orangtua siswa super saya ini, masih merasa ada yang kurang di kelas. Mereka mendengar cerita dari putra/putrinya tentang bagaimana repotnya saya bolak-balik ke ruang kepala sekolah untuk meminjam in focus yang akan digunakan di kelas, terkadang siswa saya harus kecewa ketika in focus tersebut sudah digunakan oleh kelas lain, karena jumlahnya yang terbatas sehingga kita pun harus menggunakannya secara bergiliran.
Saat pertemuan pengurus komite dan orangtua siswa, pengadaan in focus di setiap kelas disepakati. Orangtua siswa super saya segera berembuk, dan dalam beberapa pekan, alat itu pun sudah terpasang dengan baik di kelas saya.
Sekian dari saya, wassalam.
#PGRI
#KOGTIK
#EPSON
#KSGN
PROFIL
JUMRIAH, M.Pd
Dilahirkan di Kota Makassar, tanggal 19 Juni 1981. Istri dari Muhammad Zun Nun Tuhepaly, S.H. Merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara dari pasangan bapak Abdul Rahman dan Ibu Jasmani. Menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Makassar, dan sebagai penerima beasiswa P2TK Kemdikbud Tahun 2012 pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Penulis merupakan guru purna tugas di salah satu Sekolah Indonesia Luar Negeri, tepatnya di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sabah, Malaysia Tahun 2016-2018. Penulis adalah guru kelas SD Negeri Unggulan Mongisidi 1 Makassar, yang hobby mengajar dan traveling. Ingin bermanfaat bagi orang lain, hidup bahagia dunia dan akhirat.
Terima kasih sdh ikut memeriahkan lomba blog bulan bahasa dan sumpah pemuda
BalasHapusDengan senang hati om Jay...
BalasHapusTerima kasih juga sudah memberi kesempatan untuk mengikuti lomba bloh bulan bahasa dan sumpah pemuda...
Selamat menjadi 10 besar Lombablog kali ini
BalasHapustrima kasih atas apresiasinya pak....
BalasHapus